Provinsi Riau saat ini memiliki 3 buah taman nasional, setelah suaka margasatwa Zamrud berubah menjadi Taman Nasional Zamrud beberapa waktu lalu. Selain Taman Nasional Zamrud di Siak, Riau sudah lebih dulu memiliki Taman Nasional Bukit Tiga Puluh dan Taman Nasional Tesso Nilo.
Ketiga taman nasional ini masing-masing memiliki karakteristik dan keunikan yang berbeda. Baik sebagai kawasan konservasi, edukasi, maupun rekreasi.
Tripriau.com yang berkesempatan mengunjungi ketiga Taman Nasional tersebut mencoba merangkum keunikan masing-masing taman nasional ini:
1. Taman Nasional Bukit Tiga Puluh
Bagi para pecinta petualangan, Taman Nasional Bukit Tiga Puluh yang berada di Kabupaten Indragiri Hulu menjadi salah satu destinasi wajib untuk didatangi. Taman nasional ini menawarkan banyak keseruan. Mulai dari jungle trekking, susur sungai, hingga menikmati atraksi kebudayaan Suku Talang Mamak.
Bukit Tiga Puluh terkenal dengan kekayaan flora dan faunanya. Beberapa jenis fauna masih bisa kita jumpai di kawasan ini. Mulai dari Harimau Sumatera, Beruang Madu, Tapir, Siamang, Rusa, Babi Hutan, Burung Rangkong, Kuaw, dan aneka satwa lainnya.
Sedangkan jenis flora langka yang diduga endemik di kawasan ini adalah Cendawan Muka Rimau (Raflesia haseltii) dan Salo (Johannes tesmania altrifons). Tidak kurang dari 1500 jenis tumbuhan terdapat di kawasan ini. Didominasi oleh tumbuhan seperti Terap, Kepinis dan Meranti.
Di kawasan ini juga tumbuh Bunga Bangkai (Amorphophallus) yang banyak ditemukan di daerah penyangga TNBT. Bila beruntung, kita bisa menyaksikan bunga ini mekar dengan ketinggian mencapai 3 meter dengan ciri berwarna loreng hitam kecoklatan dan hijau tua.
Selain merupakan habitat flora dan fauna langka dan dilindungi, kawasan TNBT juga merupakan tempat hidup dan bermukim beberapa komunitas suku pedalaman seperti, Suku Talang Mamak, Suku Kubu (Anak Rimba) dan Suku Melayu Tua. Menjadikan kawasan ini sangat menarik untuk dijelajahi.
Bukit Tigapuluh adalah Hutan Lindung yang telah diubah fungsi menjadi taman nasional pada tahun 1995. Bukit Tiga Puluh merupakan hamparan perbukitan yang terpisah dari rangkaian pegunungan Bukit Barisan yang terdapat di perbatasan Provinsi Riau dan Jambi.
Secara administratif, bukit ini terletak pada 2 wilayah propinsi, yakni Provinsi Riau dan Provinsi Jambi.
Di Provinsi Jambi terletak di Kabupaten Tebo (10.000 ha). Sedangkan di wilayah Provinsi Riau terletak di Kabupaten Indragiri Hilir (seluas 30.000 ha). Paling luas berada di Kabupaten Indragiri Hulu, yakni 81.223 ha.
2. Taman Nasional Tesso Nilo
Taman nasional ini diresmikan pada 19 Juli 2004 dan mempunyai luas sebesar 38.576 hektare.
Beragam pepohonan masih terjaga di kawasan ini. Mulai dari Medang, Darah Darah, Terpis, Trempinis, Rengas, Pagar Pagar, Mandarahan, Pelawan, Meranti Rambai, Kempas, Kayu Putih, Belimbing Hutan, Mempening, Meranti Kunyit, Lalan, Redan, Silup, Jangkang, Kenari Hutan, hingga Gaharu.
Kawasan yang masuk wilayah taman nasional ini adalah kawasan bekas Hak Pengusahaan Hutan (HPH) yang terletak di Kabupaten Pelalawan dan Indragiri Hulu. Hingga kini di sekelilingnya masih terdapat kawasan HPH.
Terdapat 360 jenis flora yang tergolong dalam 165 marga dan 57 suku, 107 jenis burung, 23 jenis mamalia, tiga jenis primata, 50 jenis ikan, 15 jenis reptilia dan 18 jenis amfibia di setiap hektare Taman Nasional Tesso Nilo.
Tesso Nillo juga adalah salah satu sisa hutan dataran rendah yang menjadi tempat tinggal 60-80 ekor gajah dan merupakan kawasan konservasi gajah.
3. Taman Nasional Zamrud
Taman Nasional Zamrud sebelumnya bernama Danau Zamrud berjarak sekira 180 kilometer dari Kota Pekanbaru.
Taman Nasional Zamrud sebelumnya merupakan area konsensi Caltex Pacific Indonesia (CPI) yang kemudian dikelola oleh Bumi Siak Pusako dan Pertamina Hulu.
Di kawasan ini terdapat dua danau unik yakni Danau Pulau Besar (2.416 ha) dan Danau Bawah (360 ha).
Di kawasan ini juga bisa ditemukan Burung Serindit (Loriculus galgulus), yang menjadi ikon Provinsi Riau juga dapat ditemukan di kawasan ini.
Uniknya lagi, pada saat sore hari ketika matahari mulai terbenam para penghuni kawasan Zamrud seperti burung elang, kera, dan harimau mulai menampakkan diri satu persatu.
Tak hanya itu, kawasan yang juga didominasi oleh tumbuhan rawa seperti bengku, rengas dan pisang-pisang itu juga menyimpan keanekaragaman satwa yang tinggi.
Menurut data Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau ada 38 jenis burung yang 12 diantaranya dilindungi seperti Bangau Putih, Enggang Palung, Enggang Benguk, Enggang Dua Warna, dan Enggang Ekor Hitam.
Terdapat pula empat jenis primata dan sembilan jenis mamalia. Jenis primata yang dilindungi hanya satu yaitu Siamang sedangkan jenis mamalia yang dilindungi ada tiga yaitu Harimau Loreng Sumatera, Beruang Madu, dan Kucing Hutan.
Di dalam danau ada 14 jenis ikan, delapan di antaranya memiliki nilai ekonomi penting yaitu Sipimping, Selais, Kayangan, Tapah, Baung, Tomang, Balido, dan Gelang.
Danau Pulau Besar dinamai sesuai dengan lokasinya karena di danau tersebut terdapat empat pulau yang terbentuk dari endapan lumpur dan tumbuh-tumbuhan.
Empat pulau tersebut merupakan pulau hanyut karena dapat berpindah tempat, terdiri atas Pulau Besar (sekitar 10 ha), Pulau Tengah (satu hektare), Pulau Bungsu (satu hektare) dan Pulau Beruk (dua hektare) karena banyak terdapat Beruk (kera tidak berekor) di dalamnya.
Di sekeliling danau terdapat vegetasi langka jenis pinang merah (berbeda dengan tanaman hias pinang merah yang ada, karena warnanya lebih cerah) tumbuhan khas tepian danau itu yang tidak dapat tumbuh di daerah lain.
Aneka ragam vegetasi alami yang ada di sekeliling danau serta sungai dan dalam kawasan hutan rawa gambut itu dapat dijumpai dalam kondisi utuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar