Bagi
para pecinta petualangan, Taman Nasional Bukit Tiga Puluh yang berada di Kabupaten
Indragiri Hulu, Riau menjadi salah satu
destinasi pilihan yang wajib untuk didatangi.
Taman
nasional ini menawarkan banyak keseruan. Mulai dari jungle trekking, susur
sungai, hingga menikmati atraksi kebudayaan Suku Talang Mamak.
Serunya
petualangan sudah bisa dirasakan saat mulai memasuki kawasan ini. Tak mudah
untuk mencapai Camp Granit, tempat pengunjung biasanya menginap.
Kondisi
jalannya cukup ekstrem. Cuma mobil berstandar off road yang mampu melewati
jalan ini. Bila tak hati-hati, parit-parit besar yang ada di kiri dan kanan
jalan akan membuat mobil terperosok. Adrenalin makin terpacu saat melewati
medan berat ini.
Dari
Jalan Lintas Riau-Jambi, Camp Granit biasanya bisa ditempuh selama lebih kurang
30 menit. Namun, saat musim hujan, rutenya jadi licin. Mobil pun kerap terjebak
di medan yang terjal ini. Perjalanan pun menjadi lebih lama.
Pengalaman
langka di kawasan taman nasional ini dimulai dengan menyaksikan cuplikan video
Harimau Sumatera. Petugas Balai TNBT, mempertontonkan rekaman video Harimau
Sumatera yang tertangkap kamera trap.
Dalam
video yang ditampilkan di layar besar, terlihat jelas beberapa ekor harimau
melintas di kawasan taman nasional ini. Ada yang terlihat berjalan sendirian,
ada juga yang berkelompok. Paling banyak berjumlah 4 ekor yang berjalan
beriringan.
Lanskap Hutan hingga Petualangan
Seru
Suasana
pagi di TNBT tak kalah mempesona. Bentang alam yang cantik terhampar sejauh
mata memandang. Sebuah tawaran lanskap hutan yang menawan. Makin cantik ketika
menyatu dengan embun pagi berwarna putih tipis. Tak ada pilihan terbaik, selain
mengambil kamera dan memotret lanskap yang cantik ini.
Di
saat bersamaan, beragam jenis burung tak henti-henti berkicau. Seakan berlomba-lomba
menarik perhatian, mengeluarkan suara terbaiknya. Mulai dari Rangkong, Kuaw,
Kirik-kirik Biru, Tegun-tegun, hingga Murai Daun. Membuat suasana kian eksotis.
Puas
mengarahkan moncong lensa ke arah lebatnya hutan Bukit Tiga Puluh, saatnya berpetualang
menyisir rimba belantara. Paling seru adalah mencoba jungle trekking selama
lebih kurang 1 jam, menempuh jarak lebih kurang 3-4 kilometer.
Jungle
trekking ini menawarkan banyak pengalaman seru. Rute yang dilalui cukup menantang.
Kami berjalan menyusuri hutan lebat. Sesekali sinar matahari pagi tampak
menyelinap di sela-sela pohon. Beberapa kali juga kami mesti melewati
bukit-bukit licin dan curam. Benar-benar menguji konsentrasi dan daya tahan
fisik.
Di
kawasan ini, kami menemui pohon-pohon besar berdiameter sekitar 1 meter. Dengan
usia ratusan tahun. Petualangan ini menjadi momen terbaik untuk mengenal
beragam keanekaragaman hayati yang ada di TNBT.
Petualangan
berikutnya segera tiba, yakni menyusuri Sungai Gangsal. Lokasinya berada di
kawasan penyanggah Taman Nasional Bukit Tiga Puluh. Dari Camp Granit, kita
mesti keluar terlebih dahulu ke Jalan Lintas Timur, kemudian menuju Desa Rantau
Langsat. Butuh waktu lebih kurang 1 jam untuk mencapai lokasi ini.
Desa
Rantau Langsat dihuni masyarakat suku asli di kawasan ini, yakni Talang Mamak. Bila
berkunjung saat musim buah, maka beragam buah-buahan lokal bisa kita nikmati
sepuasnya. Mulai dari durian, manggis, cempedak, duku, hingga rambutan.
Tiba
di Rantau Langsat, kami tak hanya disambut oleh kampung yang rindang dan asri,
tapi juga disambut oleh keramah-tamahan masyarakat tempatan.
Kami
menyusuri Sungai Gangsal selama 1 jam menuju Dusun Pengayauan. Kita bisa
menyewa perahu motor masyarakat setempat dengan kapasitas 7 penumpang. Tarif
sekali sewa biasanya 3 ratus ribu per perahu.
Sungai
Gangsal ini cukup unik. Arusnya deras. Sementara airnya jernih. Bebatuan hitam
bisa kita lihat di sungai ini. Sepanjang perjalanan menuju Dusun Pengayauan, berbagai
pepohonan dan burung-burung menjadi pemandangan menarik.
Pesona
wisata di taman nasional ini terus berlanjut. Sampai di Dusun Pengayauan, kami
disambut oleh atraksi gambus tradisional yang dimainkan orang-orang Talang
Mamak.
Masyarakat
Talang Mamak, yakni Pak Tatung, Pak Ibun, dan Pak Subuh, bergantian menghibur
kami. Petikan-petikan dawai yang mereka mainkan menghadirkan aura tersendiri. Mempertegas
identitas Taman Nasional Bukit Tiga Puluh sebagai salah satu destinasi wisata
minat khusus terbaik di Provinsi Riau.
Mengenal Bukit Tiga Puluh
Bukit Tigapuluh adalah Hutan Lindung yang telah diubah fungsi menjadi taman
nasional pada tahun 1995. Bukit Tiga Puluh merupakan hamparan perbukitan yang
terpisah dari rangkaian pegunungan Bukit Barisan yang terdapat di perbatasan
Provinsi Riau dan Jambi.
Secara administratif, bukit ini terletak pada 2 wilayah propinsi, yakni
Provinsi Riau dan Provinsi Jambi. Di Provinsi Jambi terletak di Kabupaten Tebo
(10.000 ha). Sedangkan di wilayah Provinsi Riau terletak di Kabupaten Indragiri
Hilir (seluas 30.000 ha). Paling luas berada di Kabupaten Indragiri Hulu, yakni
81.223 ha.
Di kawasan TNBT terdapat sebuah camp yang bernama Camp Granit. Dinamakan
Camp Granit karena dulunya kawasan ini merupakan bekas penambangan batu granit
yang dilakukan salah satu perusahaan asal Perancis.
Dari Balai TNBT yang berada di pusat pemerintahan Kabupaten Inhu, Pematang
Reba, camp ini dapat ditempuh sekitar 1,5 jam melalui perjalanan darat dengan
mobil atau sepeda motor.
Camp Granit sendiri berada di ketinggian. Di sini merupakan spot terbaik
untuk menyaksikan betapa indahnya bentangan hutan Bukit Tiga Puluh. Di camp ini
tersedia sarana akomodasi dengan kapasitas 36 orang. Juga ada fasilitas lainnya
seperti pusat informasi, tempat berteduh/istirahat (shelter), jalur trail
wisata ke puncak bukit lancang, dan rumah pohon.
Penulis: Rio Sunera
Tidak ada komentar:
Posting Komentar